Maka, seperti padamu,
aku mengelilingi langit hatiku
dan menemukan kehampaan,
Seketika terjebak,
namun ku tahu aku semakin kehilangan
Meresap, sampai jauh
ketika kau bilang
hanya untuk sementara
ketika kita harus menaggung duka
menatap segala yang ada
hanya demi merasakan kesunyian
sayangku, dalam tuts-tuts piano itu
saat redup-redup bayangan
dan suara-suara itu melatarbelakangimu
kita semua, ketahuilah
dunia ini, dan semua isinya
hanyalah keheningan yang membutakan
tapi untuk itu kita tidak boleh takluk,
untuk itu kita akan berlari,
dan untuk itu, kenapa
engkau layak dicinta
bahkan sekalipun kau tak mengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar